Bismillahirohmanirrohiim
1 Ramadhan, lelaki yang aku sebut aba dipanggilNya. Begitu cepat, sangat cepat dan terlalu cepat. Saat aku masih duduk disemester 4 (harusnya semester 6, nie gara-gara doyan pindah2 kampus), saat adek-adekku masih duduk dibangku SMA.
Hari berganti minggu, berganti bulan dan tahun. Ujian demi ujian datang, mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Memang ada saat dimana aku merasa sangat sulit, itu wajar karena aku hanya memikirkan tentang kekuatanku. Bukan kekuatan do'a kakak dan adek-adekku. Realisasinya semua membuat diri ini semakin kuat dan tegar. Dibalik ujian aku sadar akan nikmatNya yang melimpah, hingga aku merasa makin dekat bahkan sangat dekat denganNya. Disela kesibukan tugas kampus (hampir semua tugas lapangan dengan objek jauh dari kampus) aku tetap sempatkan waktu untuk mengaji. Mengaji agama yang selama ini menjadi identitas. Ya, Dinul ISLAM.
Dari aliran A B C sampai pada kelas-kelas kecil dimasjid sekitar. Setiap jam6 pagi aku berjalan kurang lebih 3KM untuk mendengar dakwah dari mereka para ustadz dan ustadzah. Kenapa aku lakukan semua itu? Ya. Ada hikmah luar biasa dibalik kepergian aba. Agar do'aku untuk aba didengar, maka aku harus berubah. Apa yang belum berdasar pada Al-qur'an harus segera diperbaiki. Aku buka kembali dreambook yang aku tulis saat join diseminar Pak Tung Desem Waringin. Jadi lebih semangat lagi!
Alhamdulillah kini aku sudah tidak serentan dulu. Optimis dan ingat akan kekuatanNya disetiap langkahku. SubhanAllah, Rabb Engkaulah pengerak. Saudariku, apapun yang terjadi pada kita syukuri dan hadapi. Ada Allah dibalik semua yang terjadi. Hikmah luar biasa tentu bisa jadi guru buat kita. Sabarlah, tegarlah, engkau tidak sendiri. Sungguh..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar