Bismillahirrohmanirrohiim
Apa jadinya kalau hampir tiap hari diberi pertanyaan yang sama? bosan jawabnya (hehehe). Dari entah berapa tahun yang lalu (rasanya sih 3thn yang lalu) kalimat itu selalu mereka tanyakan padaku. Penasaran pertanyaan itu apa? yup! "Kapan Nikah? Sudah ada yang ta'aruf? atau mau dicarikan!" Jaman dulu mama yang jawab, "belum, masih kuliah." tapi 2tahun ini mama sudah enggan menjawab (mungkin merasa sudah saatnya aku yang jawab). Malah ditegasin "tuh ditanya sama bulek." Hemm aku mengerti, diusia yang terus berkurang ini (berjalan ke-24,hehe) memang sudah seharusnya berfikir kesana. Tapi menikah bagiku adalah sebuah gerbang kehidupan baru. Dimana janji suci diucap dengan menyebut namaNya. Kita harus mencintai pasangan hanya karena Allah, menikah dijalan dakwah, selain itu kita juga harus berbagi dengannya dalam kondisi apapun.
Banyak alasan kenapa belum menikah. Mimpiku masih panjang dan tengah aku usahakan agar bisa terwujud. Ingin membahagiakan mama (walaupun kelihatannya dia bahagia jika aku segera menikah), melihat adikku wisuda dan menjadi bidan (next inshAllah aku cerita tentang my best younger ini), menciptakan kelompok bermain anak yang islami, merawat yayasan, bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat dan masiiih panjang deretan mimpi ini. Mimpi-mimpi itu hanya butiran debu mengapa aku belum menikah. Ada yang jauh lebih penting! Allah belum mendatangkan masa itu. Jadi semua akan terjadi jika Allah sudah mendatangkannya.
Sedikit cerita ni ya masa duluuu banget aku memang pernah paranoid untuk kata "menikah". peganganku "i wanna merry just one time of my hole life". Jadi bener harus hati-hati. Istilahnya harus "sadar" saat memutuskan menikah dengan pasangan. Jadi apapun setelah janji suci terucap harus dijalani dengan sabar (Allah selalu bersama mereka yang sabar). Biarpun diusia yang banyak orang bilang "matang" ini aku belum menikah, ataupun dkhitbah bukan berarti tidak ada yang datang ta'arufan kerumah. Kebanyakan dari mereka yang datang adalah orang-orang yang tidak aku kenal. Mulai dari bandara sampai pemakaman menjadi tempat dimana mereka melihatku. Pertanyaan yang ada padaku pasti ini "ko bisa ya mereka tau alamat rumahku?" itulah kebesaran Allah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan disini. Dengan izinNya lelaki itu pasti akan datang. Bukankah semua terjadi atas izinNya?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar