P.R.O.U.D. B.E. A. M.U.S.L.I.M

Assalamu'alaikum warrohamtullah wabarokatuh ~Islam Is My Way~

Rabu, 21 Desember 2011

Untuk Perempuan Perkasaku

Bismillahirrohmanirrohiim

"Tangan halus dan suci
T’lah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Kata mereka diriku s’lalu dimanja
Kata mereka diriku s’lalu ditimang

Oh Bunda ada dan tiada dirimu
’Kan selalu ada di dalam hatiku"

(Bunda, Melly Goeslow)

Hari ini, 22 Desember dalam ruang kamar aku bersenandung untuk ibu. Pipi ini berderai air mata kala mengenang pengorbanannya. Betapa perkasanya dirimu, hingga nyawa yang ibu pertaruhkan untukku. Ibu,, maafkan aku. Aku yang masih sering kali mengecewakan (padahal usia ibu sudah tak lagi muda). Memang ibuku bukan perempuan karier, tapi ibu akan sibuk dari pagi hingga petang. Mengurusi semua kebutuhan anak-anaknya. Memasak , membersihkan rumah (aku bantu sich, tapi sumpah lebih banyak bagian ibu daripada aku!), mencuci baju-baju kami (sejak lulus SMA sudah tidak lagi!aku sembunyikan baju kotorku ditempat rahasia. Agar ibu punya banyak waktu untuk istirahat), memandikan tasya (kucingku. parah kamu rhya!). Walau kini kami sudah besar, bahkan sudah bisa makan sendiri tapi ibu tetap seperti dulu. Jika waktunya makan dan aku masih belum keluar kamar maka dia akan menunggu. Bukan sebentar, berjam-jam ibu menungguku (maklum kalau dikamar aku suka lupa waktu). Saat aku tidak berada dirumah ibu akan meminta seseorang untuk mengantar makanan untukku. Saat jauh, ibu akan menelfon atau sekedar mengirimi pesan "jangan lupa makan mbak". Ibuku bukan juga keturunan ningrat, bukan seorang yang berpendidikan tinggi, tapi ibu akan memberikan segalanya demi pendidikan kami. Dulu saat aku harus bayar ini itu sedangkan tabungan aba tidak cukup untuk itu, maka ibu relakan perhiasannya untuk dijual. Semua ibu lakukan demi kami, anak-anaknya. Ibuku bukan juga seorang aktivis, tapi ibu akan lebih dulu jika ada keluarga atau tetangga punya hajat. Ibu akan "rewang" disana (saat aku tulis ini, ibu sedang "rewang" ditetangga sebelah. Besok malam mereka punya hajat). Ibu akan pergi setelah selesai memasak dan membersihkan rumah.
Sebulan sebelum ramadhan, ibu menjenguk keluarganya dipulau seberang. Disana ibu sakit sampai harus opname selama 7hari diRS. Tapi lagi-lagi ibu tak ingin kami cemas atau repot karenanya. Ibu sembunyikan semua itu. Kami baru tahu saat ibu pulang (parah banget!).
Ibuku hanya manusia biasa, tentu saja mempunyai banyak kekurangan, tapi lagi-lagi bagiku itu tidak sebanding dengan "amazing"nya ibu dimataku. Bahkan aku tetap bisa belajar dari semua kekurangan-kekurangannya.
Ibuku juga bukan perempuan yang lulusan diniyah atau pondok pesantren, tapi ibu akan marah jiak kami masih bergelut selimut saat adzan subuh berkumandang. Ibu akan shalat 2rakaat saat ada yang menyinggung perasaannya (katanya daripada jadi  marah mending shalat). Ibu akan senang saat aku mengajaknya duduk berlama-lama dimasjid, mendengarkan kajian di pagi hari atau sekedar mendengarkan murottal diradio. Keyakinan ibu akan kemahabesaran Allah sangat kuat. Dulu ibu pernah berkata "ibu selalu mendo'akan agar mbak rhya mendapat jodoh yang sholeh. Kalau bisa jangan yang dekat, agar ibu tidak mendengar pembicaraan saat kalian sedang dalam masalah". Namun kini saat usianya terus bertambah, semua itu menjadi berubah. "Dalam shalat ataupun tidak, ibu do'akan mbak rhya dapat jodoh yang sholeh. Pilih terbaik dari yang datang. Kalau bisa yang dekat aja, agar ibu bisa tetap melihat mbak rhya. Kalau boleh, saat mbak rhya sudah berumahtangga ibu mau tinggal disana. Selamanya disana." Aduuuh ibu mana mungkin aku menolak. Anakmu bukan hanya aku, tapi keinginanmu untuk tinggal dan menghabiskan usia denganku. Sungguh beruntung kamu rhya! Jangan kecewakan dia.
“ Ya Allah Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”, amiiin.

26 Muharram 1433H
22 Desember 2011
10.20am
Kado untuk ibuku dan perempuan-perempuan yang tegar penuh cinta

Tidak ada komentar: