Bismillahirrohmanirrohiim
"SMA masuk bahasa, ntar mau kuliah dimana?jurusan apa?" tanya beberapa kerabat padaku.
Saat itu aku hanya senyum sambil bertanya dalam hati. apa yaa?! Setelah berpikir, mencari informasi dan bertanya pada hati, well terpilihlah Pulau Dewata itu (Bali). Bagaimana caranya agar aku bisa kesana? Yakinkan orangtua. Lakukan lobi-lobi dari sekarang. Alhasil begitu lulus aku dikirim keBali. English Department Faculty Of Letter alias sastra inggris. Sudah masuk kuliah tapi profesi yang mendekati cita-citaku belum juga ketemu. Parah! Jangan ditiru deh. Gak bagus banget.
Hanya bertahan 1tahun, ya diBali aku hanya sampai pada semester 2. Lagi lagi aku lakukan lobi-lobi. Agama menjadi alasan terkuatku saat itu. Lobiku kali ini tak semulus saat dulu aku merengek agar diizinkan ke Bali. "Tidak bertanggungjawab", mungkin itu yang mereka pikirkan (maafkan aku aba,ibu. terlalu sering menyusahkan kalian).Tidak berjalan lancar bukan berarti tidak ada solusi. Kira-kira 1bulan setelah hari dimana aku merengek untuk segera dipindahkan darisana, aba malah mengajakku kekantor salah satu biro umroh disurabaya. Kata aba, "agama khan? ayo kita lebih mendekat lagi padaNya. Mudahan dengan umroh selama 9hari, cukup untuk membuat mba' rhya kembali kuat".
Juni 2006, aba tidak hanya memberangkatkan aku saja. Tapi semua anggota keluarga, SubhanAllah indah. Sepulang dari umroh, malah makin kuat keinginanku untuk pindah. Aku pilih salah satu universitas yang berdasar pada agama. Kampus Putih. Dengan jurusan yang jauh dari sastra inggris. Jurnalis. Kenapa? karena aku pikir bisa membantu mengungkap hal-hal yang masih rahasia. Berharap tulisanku mampu mengembalikan hak mereka.
Bersambung..
22 Muharram 1433H
18 Desember 2011
02.50am
Untuk alm. Aba maafkan mbak rhya. Kangen aba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar