P.R.O.U.D. B.E. A. M.U.S.L.I.M

Assalamu'alaikum warrohamtullah wabarokatuh ~Islam Is My Way~

Senin, 19 Desember 2011

Saat cita-cita itu harus (di)belok(kan) *Part4 SELESAI.

Bismillahirrohmanirrohiim

Sampailah aku dimalang. Kurang 1hari lagi pendaftaran sudah ditutup. Meskipun bukan PN tapi tetap ada embel-embel tes sebelum masuk. Baik wawancara/tulis. Sebenarnya ada 2jalur. Pertama jalurnya orang yang punya prestasi, dimana kita harus nyerahin sertifikat atau piagam penghargaan yang pernah kita peroleh saat SMA, bersedia wawancara tidak dengan bahasa indonesia (bisa pilih ada bahasa inggris, arab atau yang lain) dan sedikit tes tulis. Satunya lagi jalur yang biasa-biasa aja. Dimana mereka harus bersedia tes tulis selama 2hari (mirip UMPTN gitu). Aku yang saat itu gak mau ribet ya langsung aja milih jalur pertama (padahal prestasi yang ada biasa aja. bener-bener nekat!). Setelah proses ini itu, alhamdulillah selesai juga. Perkuliahanpun dimulai.
Masuk semester 2, merasa "kurang" dengan materi yang dikasih dosen. Untuk mensiasati itu aku putuskan untuk kuliah Bahasa Jepang dikampus PN sebelah. Belum cukup juga, well aku ambil D1 Bahasa Inggris. Sehari-hari aku habiskan waktu dikampus. Dari kampus satu kekampus yang lain. Mantap banget pas semuanya UAS, hihi. Belajar jadi orang yang bertanggung jawab. Bertekad untuk menyelesaikan semua studi kurang dari 4tahun.
Dipertengahan kuliah, tepatnya semester3 aku mulai merangkai cita-cita yang dari dulu masih aku raba. Aku ingin kuliah lagi setelah ini. Bahkan dalam 1minggu aku khususkan waktu untuk mencari informasi tentang scholarship. Aku datangi beberapa pameran universitas-universitas luarnegeri (setahun sekali mereka ada pameran di kota Malang). Pameran studi di Inggris, Australia bahkan Amerika. Yang terlintas waktu itu aku ingin menjadi pendidik setelah lulus S2. Tapi benarkah pendidik adalah yang saelama ini aku cari? lagi-lagi pergulatan batin terjadi.
Masuk semester4 dan aku belum juga menyelesaikan pergulatan batin itu. Ditengah pergulatan batin yang bisa dibilang hebat, Allah menguji keluargaku. Allah panggil milikNya yang amat kami cintai. Aba/ayah/bapak/dad. 1Ramadhan, hari yang seharusnya indah dimana kami biasa buka dan tarawih bersama, tapi kini tanpa dia. Sepi terasa begitu cepat. Tapi kami yakin Allah punya rencana indah. Ada hikmah luar biasa. Saat itu 2adikku masih duduk dibangku SMA. Kakakku baru saja menikah. Ibuku memang bukan orang yang sekuat dan sestruggle itu. Jadi saat itulah peran aba berpindah dipundakku.
Berat gak sich? Pasti susah mengatur semua? Belum lagi ujian-ujian yang diluar rencana? Mampu kuliah sambil ngurus keluarga?!!! Itu baru beberapa pertanyaan yang kebanyakan orang tanyakan padaku. Aku jawab dengan tegas, BERAT, SUSAH TAPI BUKAN BERARTI TIDAK BISA. AKU PUNYA ALLAH YANG MAHA PENGASIH, YANG TIDAK MUNGKIN MENGUJI KITA DILUAR BATAS KEMAMPUAN.
Saat itu episode baru dalam hidupku dimulai. Cita-cita untuk S2 harus aku "tidurkan" untuk sementara. Demi keluarga dan untuk keluarga aku lakukan semua yang aku bisa.
Banyak hal yang luar biasa terjadi, hadiah dari Allah atas kesabaran hambaNya. Dari sini aku sadar, Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagiku. Hari berganti, gak terasa sidang skripsi sudah diepan mata. Dengan uang sisa beasiswa aku cukupi kebutuhan wisuda (alhamdulillah bisa wisuda 3,5tahun). Dipanggil jadi lulusan terbaik jurusan, foto dan biodata diri terpampang jelas dislide sudut kanan dan kiri ruangan. "............... binti Almarhum H......." Sedih. Saat nama dengan embel gelar dibuntuti dengan kata "almarhum". Aba, andai saat itu aba ada disana. Menyaksikan semuanya. Aku persembahkan piagam ini untuk aba. Dengan bantuan Allah, aku istiqomahkan iman ini untuk aba. Agar do'aku didengar (bukankah yang didengar hanya do'a mereka anak sholeh dan sholehah? aku terus berusaha untuk itu).
Setelah wisuda aku bekerja dismesco jakarta. Sayang, yang sudah menjadi prinsipku tak bisa diaplikasikan disana. Alhamdulillah ibu juga inginkan aku kembali kerumah. "Kerja yang dekat aja", begitu katanya.
Iya, mereka masih membutuhkan peranku sebagai aba. Mungkin karena usia, sehingga ibu merasa lebih yakin jika aku yang menyelesaikan hal-hal yang harusnya dia kerjakan.
Alhamdulillah, akhirnya aku menemukan cita-cita itu. Masih ingat dengan minatku akan kaum marginal? yang ingin membantu hak-hak mereka? kini aku enterpreuner (bahasa gaulnya,hehe). Alhamdulillah bisa menyekolahkan adik dan membuka loker bagi para pengangguran. Tidak begitu susah untuk mengatur waktu saat keluarga atau sahabat butuh. Bisa menjenguk mereka yang sakit. Bisa memenuhi undangan mentoring dari sahabat atu adik kelas SMA. Berkunjung dari yayasan kepanti asuhan yang lain.  Tentunya masih banyak project yang harus direalisasikan (termasuk ingin kuliah lagi.hehe). ALHAMDULILLAH.
Rabb, betapa hamba tak pernah ragu akan janji-janjiMU. innama'al usriyusro fa innama'al usriyusro (dan sesungguhnya setelah kesusahan itu akan datang kemudahan. Sesungguhnya setelah kesusahan itu akan datang kemudahan).
Jadi... Andai saat ini ada diantara kita yang belum nemu apa yang menjadi cita-citanya. Atau ada kondisi dimana semua yang sudah disusun rapi, tinggal mewujudkan aja tapi ada ujian ini itu yang mengharuskan kita mengatur ulang cita-cita itu.  JANGAN PUTUS ASA. JANGAN MENYALAHKAN KEADAAN ATAU ORANG LAIN. TERUSLAH OPTIMIS, BERPIKIR POSITIF DAN TERUS PERBAIKI DIRI. BERUSAHA DAN BERO'A PADA ALLAH. KARENA KITAPUN TAHU BAHWA DIA MAHA MENDENGAR.

24 Muharram 1433H
20 Desember 2011
01.50pm
Untuk mereka yang merasa belum menemukan cita-citanya. Remember we are never too old to learn!

Tidak ada komentar: