P.R.O.U.D. B.E. A. M.U.S.L.I.M

Assalamu'alaikum warrohamtullah wabarokatuh ~Islam Is My Way~

Sabtu, 24 Desember 2011

Kantin..

Maaf belum sempat ambil fotonya. Ini bukan foto kantin yang aku maksud. Ini malah kantin yang paling enggan aku kunjungi. Musiknya yang gak aku banget itu yang buat "emoh" kesana. 
Bismillahirrohmanirrohiim


Kenapa kantin?hehe karena aku sedang lapar. Lagi nunggu teman yang janji mau bawain salad indonesia (gado2). Diruangan berAC membuatku selalu lapar (alesan! bilang aja doyan makan). Kembali pada kantin, menurut KBBI adalah ruang tempat menjual makanan dan minuman (di sekolah, di kantor, di asarama dsb nya). Kalau menurut wikipedia, Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum  yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah di Indonesia. Biasanya kantin menjadi tempat berkumpul. Hiruk pikuk kantin biasanya disebabkan oleh obrolan mereka yang lagi makan bersama disana. Kebanyakan murid menganggap kantin sebagai tempat bersosialisasi, tempat berkumpulnya seluruh angkatan.
Kenal kata kantin sich sejak SD (dimadrasah dulu dipanggilnya "warung".hehe). Waktu SD masih sering bawa bekal jadi jarang banget jajan. bahkan kenal kantin pas sudah kelas6 (kalau gak salah, antara 5/6). Beda banget pas masa-masa SMP dan SMA. Dimana kantin bukan hanya tempat makan tapi kadang juga jadi "pelarian". Maksdunya kalau lagi guru off atau sibuk ada tamu aku pasti kesana. Dulu pernah keperpus saat guru gak ada, eh ketauan dan malah kena marah. Koq kena marah?? yaiyalah, secara harusnya ngerjain tugas dikelas bukan malah keloyongan.hehe, maaf Bapak Ibu guru. Pernah juga kemushollah, niat mau ibadah tapi selalu ketiduran. Suasana adem bikin mata cepet terpejam.
Dari semua kantin yang pernah aku jumpai (khususnya saat kuliah) ada satu kantin favorit. Dari kurang lebih 8kantin dikampus III, terpilihlah kantin diGKB III. Kantin ini dekat dengan F.Teknik. Tempatnya cukup jauh dari fakultasku (kalau jauh kenapa harus kesana??!). Bukan tanpa alasan. Dikantin itu kita dimanjakan dengan view yang subhanallah bagusnya. Letaknya yang tinggi membuat semua yang ada dibawah terlihat indah. Lapangan sepak  bola kampus salah satunya. Selain itu suasananya juga enak, bersih (hampir semua kantin bersih sich). Pokoknya nyaman aja. Menunya beragam, mulai dari siomay, mie ayam, nasi campur, nasi goreng, dll. Dulu saat aku masih aktif menjadi debatter, kantin inilah yang menjadi tempat teamku menyusun "uneg-uneg" yang amburadul. 
Janji dengan teman? kantin ini juga yang aku pilih (selain kantin masjid). Biar jauh tapi seruu. 

29 Muharram 1433H
25 Desember 2011
11.30am

Hafalan Shalat Delisa

Bismillahirrohmanirrohiim,

Delisa (Chantiq Schagerl) gadis kecil kebanyakan yang periang, tinggal di Lhok Nga desa kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak bungsu dari keluarga Abi Usman (Reza Rahadian), Ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker perusahaan minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia panggil Ummi (Nirina Zubir), serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah (Ghina Salsabila), dan si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi) dan Zahra (Riska Tania Apriadi)
26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan. Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka, menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara
Delisa berhasil diselamatkan Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas bukit. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi. Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya, walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan Ummi belum ketahuan ada di mana
Delisa bangkit, di tengah rasa sedih akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap balasan.
‘Delisa cinta Ummi karena Allah'
Mulai tayang 22 Desember kemarin..

Rabu, 21 Desember 2011

Untuk Perempuan Perkasaku

Bismillahirrohmanirrohiim

"Tangan halus dan suci
T’lah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Kata mereka diriku s’lalu dimanja
Kata mereka diriku s’lalu ditimang

Oh Bunda ada dan tiada dirimu
’Kan selalu ada di dalam hatiku"

(Bunda, Melly Goeslow)

Hari ini, 22 Desember dalam ruang kamar aku bersenandung untuk ibu. Pipi ini berderai air mata kala mengenang pengorbanannya. Betapa perkasanya dirimu, hingga nyawa yang ibu pertaruhkan untukku. Ibu,, maafkan aku. Aku yang masih sering kali mengecewakan (padahal usia ibu sudah tak lagi muda). Memang ibuku bukan perempuan karier, tapi ibu akan sibuk dari pagi hingga petang. Mengurusi semua kebutuhan anak-anaknya. Memasak , membersihkan rumah (aku bantu sich, tapi sumpah lebih banyak bagian ibu daripada aku!), mencuci baju-baju kami (sejak lulus SMA sudah tidak lagi!aku sembunyikan baju kotorku ditempat rahasia. Agar ibu punya banyak waktu untuk istirahat), memandikan tasya (kucingku. parah kamu rhya!). Walau kini kami sudah besar, bahkan sudah bisa makan sendiri tapi ibu tetap seperti dulu. Jika waktunya makan dan aku masih belum keluar kamar maka dia akan menunggu. Bukan sebentar, berjam-jam ibu menungguku (maklum kalau dikamar aku suka lupa waktu). Saat aku tidak berada dirumah ibu akan meminta seseorang untuk mengantar makanan untukku. Saat jauh, ibu akan menelfon atau sekedar mengirimi pesan "jangan lupa makan mbak". Ibuku bukan juga keturunan ningrat, bukan seorang yang berpendidikan tinggi, tapi ibu akan memberikan segalanya demi pendidikan kami. Dulu saat aku harus bayar ini itu sedangkan tabungan aba tidak cukup untuk itu, maka ibu relakan perhiasannya untuk dijual. Semua ibu lakukan demi kami, anak-anaknya. Ibuku bukan juga seorang aktivis, tapi ibu akan lebih dulu jika ada keluarga atau tetangga punya hajat. Ibu akan "rewang" disana (saat aku tulis ini, ibu sedang "rewang" ditetangga sebelah. Besok malam mereka punya hajat). Ibu akan pergi setelah selesai memasak dan membersihkan rumah.
Sebulan sebelum ramadhan, ibu menjenguk keluarganya dipulau seberang. Disana ibu sakit sampai harus opname selama 7hari diRS. Tapi lagi-lagi ibu tak ingin kami cemas atau repot karenanya. Ibu sembunyikan semua itu. Kami baru tahu saat ibu pulang (parah banget!).
Ibuku hanya manusia biasa, tentu saja mempunyai banyak kekurangan, tapi lagi-lagi bagiku itu tidak sebanding dengan "amazing"nya ibu dimataku. Bahkan aku tetap bisa belajar dari semua kekurangan-kekurangannya.
Ibuku juga bukan perempuan yang lulusan diniyah atau pondok pesantren, tapi ibu akan marah jiak kami masih bergelut selimut saat adzan subuh berkumandang. Ibu akan shalat 2rakaat saat ada yang menyinggung perasaannya (katanya daripada jadi  marah mending shalat). Ibu akan senang saat aku mengajaknya duduk berlama-lama dimasjid, mendengarkan kajian di pagi hari atau sekedar mendengarkan murottal diradio. Keyakinan ibu akan kemahabesaran Allah sangat kuat. Dulu ibu pernah berkata "ibu selalu mendo'akan agar mbak rhya mendapat jodoh yang sholeh. Kalau bisa jangan yang dekat, agar ibu tidak mendengar pembicaraan saat kalian sedang dalam masalah". Namun kini saat usianya terus bertambah, semua itu menjadi berubah. "Dalam shalat ataupun tidak, ibu do'akan mbak rhya dapat jodoh yang sholeh. Pilih terbaik dari yang datang. Kalau bisa yang dekat aja, agar ibu bisa tetap melihat mbak rhya. Kalau boleh, saat mbak rhya sudah berumahtangga ibu mau tinggal disana. Selamanya disana." Aduuuh ibu mana mungkin aku menolak. Anakmu bukan hanya aku, tapi keinginanmu untuk tinggal dan menghabiskan usia denganku. Sungguh beruntung kamu rhya! Jangan kecewakan dia.
“ Ya Allah Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil ”, amiiin.

26 Muharram 1433H
22 Desember 2011
10.20am
Kado untuk ibuku dan perempuan-perempuan yang tegar penuh cinta

Selasa, 20 Desember 2011

Saudariku, jadilah engkau bidadari

Bismillahirrohmanirrohiim

Masihkah kau mau menjadi bidadari syurga Allah … ya ukhti?
Pertanyaan itu seolah semakin lama semakin menggema di ruang hati dan memenuhi seisi jiwa…
Wahai diri…Tahukah kau seperti apa sosok bidadari itu?
Di saat wanita bumi asyik dan sibuk mempercantik diri atau memperindah bentuk tubuh..
Mereka hamburkan uang demi satu kalimat yaitu “katakanlah bahwa wajahku cantik”
Sedangkan Bidadari..
Lebih menyibukkan mempercantik iman dalam hati…dan memperindah akhlak layaknya muslimah sejati..
Di saat wanita bumi sibuk mencari cela dan saling membicarakannya…
Bidadari akan lebih sibuk mencari celanya sendiri dan memperbaiki apa yang seharusnya diperbaiki…
Di saat wanita bumi lebih mudah menangis karena patah hati dengan pacarnya…
Bidadari akan menangis ketika gejolak hatinya dicemburui Allah…
Di saat wanita bumi sering mengeluh ketika menghadapi masalah..
Bidadari akan kuat tetapi seiring dengan kepasrahan diri pada Allah..
Di saat wanita bumi hanya meratapi kekurangan diri..
Bidadari tak akan diam..
Dia bergerak agar kekurangan yang dimilikinya tak mematikan kesempurnaan dirinya yang lain…
Dia akan terus bergerak..bergerak…
bahkan mampu melebihi orang yang punya kelebihan di atas darinya…
Di saat wanita bumi banyak menangis untuk kesia-siaan…
Bidadari bumi akan banyak menghabiskan airmatanya kepada Rabb-nya…
hingga kelak airmata itu dijadikan Allah sebuah telaga di syurga…
Dan di saat wanita bumi memilih jalan pintas untuk memenuhi hajat diri..
Bidadari bumi akan sabar menanti dalam keta’atan dan mengisinya dengan berbenah diri…
Wahai ukhti…
hanya kekuatan diri dan mereka yang bersabar dalam keta’atan yang akan sanggup melewati ini dan menjadi bidadari…
Dan ukhti…masihkah kau mau menjadi bidadari Allah di muka bumi?

Keep istiqomah with our Hijab! :')

Semangat!!
Allahu Akbar!
☀Salam Uhibbukunna Fillah☀


(share from Group PPMB)

Senin, 19 Desember 2011

Saat cita-cita itu harus (di)belok(kan) *Part4 SELESAI.

Bismillahirrohmanirrohiim

Sampailah aku dimalang. Kurang 1hari lagi pendaftaran sudah ditutup. Meskipun bukan PN tapi tetap ada embel-embel tes sebelum masuk. Baik wawancara/tulis. Sebenarnya ada 2jalur. Pertama jalurnya orang yang punya prestasi, dimana kita harus nyerahin sertifikat atau piagam penghargaan yang pernah kita peroleh saat SMA, bersedia wawancara tidak dengan bahasa indonesia (bisa pilih ada bahasa inggris, arab atau yang lain) dan sedikit tes tulis. Satunya lagi jalur yang biasa-biasa aja. Dimana mereka harus bersedia tes tulis selama 2hari (mirip UMPTN gitu). Aku yang saat itu gak mau ribet ya langsung aja milih jalur pertama (padahal prestasi yang ada biasa aja. bener-bener nekat!). Setelah proses ini itu, alhamdulillah selesai juga. Perkuliahanpun dimulai.
Masuk semester 2, merasa "kurang" dengan materi yang dikasih dosen. Untuk mensiasati itu aku putuskan untuk kuliah Bahasa Jepang dikampus PN sebelah. Belum cukup juga, well aku ambil D1 Bahasa Inggris. Sehari-hari aku habiskan waktu dikampus. Dari kampus satu kekampus yang lain. Mantap banget pas semuanya UAS, hihi. Belajar jadi orang yang bertanggung jawab. Bertekad untuk menyelesaikan semua studi kurang dari 4tahun.
Dipertengahan kuliah, tepatnya semester3 aku mulai merangkai cita-cita yang dari dulu masih aku raba. Aku ingin kuliah lagi setelah ini. Bahkan dalam 1minggu aku khususkan waktu untuk mencari informasi tentang scholarship. Aku datangi beberapa pameran universitas-universitas luarnegeri (setahun sekali mereka ada pameran di kota Malang). Pameran studi di Inggris, Australia bahkan Amerika. Yang terlintas waktu itu aku ingin menjadi pendidik setelah lulus S2. Tapi benarkah pendidik adalah yang saelama ini aku cari? lagi-lagi pergulatan batin terjadi.
Masuk semester4 dan aku belum juga menyelesaikan pergulatan batin itu. Ditengah pergulatan batin yang bisa dibilang hebat, Allah menguji keluargaku. Allah panggil milikNya yang amat kami cintai. Aba/ayah/bapak/dad. 1Ramadhan, hari yang seharusnya indah dimana kami biasa buka dan tarawih bersama, tapi kini tanpa dia. Sepi terasa begitu cepat. Tapi kami yakin Allah punya rencana indah. Ada hikmah luar biasa. Saat itu 2adikku masih duduk dibangku SMA. Kakakku baru saja menikah. Ibuku memang bukan orang yang sekuat dan sestruggle itu. Jadi saat itulah peran aba berpindah dipundakku.
Berat gak sich? Pasti susah mengatur semua? Belum lagi ujian-ujian yang diluar rencana? Mampu kuliah sambil ngurus keluarga?!!! Itu baru beberapa pertanyaan yang kebanyakan orang tanyakan padaku. Aku jawab dengan tegas, BERAT, SUSAH TAPI BUKAN BERARTI TIDAK BISA. AKU PUNYA ALLAH YANG MAHA PENGASIH, YANG TIDAK MUNGKIN MENGUJI KITA DILUAR BATAS KEMAMPUAN.
Saat itu episode baru dalam hidupku dimulai. Cita-cita untuk S2 harus aku "tidurkan" untuk sementara. Demi keluarga dan untuk keluarga aku lakukan semua yang aku bisa.
Banyak hal yang luar biasa terjadi, hadiah dari Allah atas kesabaran hambaNya. Dari sini aku sadar, Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagiku. Hari berganti, gak terasa sidang skripsi sudah diepan mata. Dengan uang sisa beasiswa aku cukupi kebutuhan wisuda (alhamdulillah bisa wisuda 3,5tahun). Dipanggil jadi lulusan terbaik jurusan, foto dan biodata diri terpampang jelas dislide sudut kanan dan kiri ruangan. "............... binti Almarhum H......." Sedih. Saat nama dengan embel gelar dibuntuti dengan kata "almarhum". Aba, andai saat itu aba ada disana. Menyaksikan semuanya. Aku persembahkan piagam ini untuk aba. Dengan bantuan Allah, aku istiqomahkan iman ini untuk aba. Agar do'aku didengar (bukankah yang didengar hanya do'a mereka anak sholeh dan sholehah? aku terus berusaha untuk itu).
Setelah wisuda aku bekerja dismesco jakarta. Sayang, yang sudah menjadi prinsipku tak bisa diaplikasikan disana. Alhamdulillah ibu juga inginkan aku kembali kerumah. "Kerja yang dekat aja", begitu katanya.
Iya, mereka masih membutuhkan peranku sebagai aba. Mungkin karena usia, sehingga ibu merasa lebih yakin jika aku yang menyelesaikan hal-hal yang harusnya dia kerjakan.
Alhamdulillah, akhirnya aku menemukan cita-cita itu. Masih ingat dengan minatku akan kaum marginal? yang ingin membantu hak-hak mereka? kini aku enterpreuner (bahasa gaulnya,hehe). Alhamdulillah bisa menyekolahkan adik dan membuka loker bagi para pengangguran. Tidak begitu susah untuk mengatur waktu saat keluarga atau sahabat butuh. Bisa menjenguk mereka yang sakit. Bisa memenuhi undangan mentoring dari sahabat atu adik kelas SMA. Berkunjung dari yayasan kepanti asuhan yang lain.  Tentunya masih banyak project yang harus direalisasikan (termasuk ingin kuliah lagi.hehe). ALHAMDULILLAH.
Rabb, betapa hamba tak pernah ragu akan janji-janjiMU. innama'al usriyusro fa innama'al usriyusro (dan sesungguhnya setelah kesusahan itu akan datang kemudahan. Sesungguhnya setelah kesusahan itu akan datang kemudahan).
Jadi... Andai saat ini ada diantara kita yang belum nemu apa yang menjadi cita-citanya. Atau ada kondisi dimana semua yang sudah disusun rapi, tinggal mewujudkan aja tapi ada ujian ini itu yang mengharuskan kita mengatur ulang cita-cita itu.  JANGAN PUTUS ASA. JANGAN MENYALAHKAN KEADAAN ATAU ORANG LAIN. TERUSLAH OPTIMIS, BERPIKIR POSITIF DAN TERUS PERBAIKI DIRI. BERUSAHA DAN BERO'A PADA ALLAH. KARENA KITAPUN TAHU BAHWA DIA MAHA MENDENGAR.

24 Muharram 1433H
20 Desember 2011
01.50pm
Untuk mereka yang merasa belum menemukan cita-citanya. Remember we are never too old to learn!

Sabtu, 17 Desember 2011

Saat cita-cita itu harus (di)belok(kan) *Part 3

Bismillahirrohmanirrohiim

"SMA masuk bahasa, ntar mau kuliah dimana?jurusan apa?" tanya beberapa kerabat padaku.
Saat itu aku hanya senyum sambil bertanya dalam hati. apa yaa?! Setelah berpikir, mencari informasi dan bertanya pada hati, well terpilihlah Pulau Dewata itu (Bali). Bagaimana caranya agar aku bisa kesana? Yakinkan orangtua. Lakukan lobi-lobi dari sekarang. Alhasil begitu lulus aku dikirim keBali. English Department Faculty Of Letter alias sastra inggris. Sudah masuk kuliah tapi profesi yang mendekati cita-citaku belum juga ketemu. Parah! Jangan ditiru deh. Gak bagus banget.
Hanya bertahan 1tahun, ya diBali aku hanya sampai pada semester 2. Lagi lagi aku lakukan lobi-lobi. Agama menjadi alasan terkuatku saat itu. Lobiku kali ini tak semulus saat dulu aku merengek agar diizinkan ke Bali. "Tidak bertanggungjawab", mungkin itu yang mereka pikirkan (maafkan aku aba,ibu. terlalu sering menyusahkan kalian).Tidak berjalan lancar bukan berarti tidak ada solusi. Kira-kira 1bulan setelah hari dimana aku merengek untuk segera dipindahkan darisana, aba malah mengajakku kekantor salah satu biro umroh disurabaya. Kata aba, "agama khan? ayo kita lebih mendekat lagi padaNya. Mudahan dengan umroh selama 9hari, cukup untuk membuat mba' rhya kembali kuat".
Juni 2006, aba tidak hanya memberangkatkan aku saja. Tapi semua anggota keluarga, SubhanAllah indah. Sepulang dari umroh, malah makin kuat keinginanku untuk pindah. Aku pilih salah satu universitas yang berdasar pada agama. Kampus Putih. Dengan jurusan yang jauh dari sastra inggris. Jurnalis. Kenapa? karena aku pikir bisa membantu mengungkap hal-hal yang masih rahasia. Berharap tulisanku mampu mengembalikan hak mereka.

Bersambung..

22 Muharram 1433H
18 Desember 2011
02.50am
Untuk alm. Aba maafkan mbak rhya. Kangen aba.

Rabu, 14 Desember 2011

Saat cita-cita itu harus (di)belok(kan) *Part 2

Bismillahirrohmanirrohiim

Sebelum bicara lebih jauh, apa sich cita-cita itu?! cita-cita adalah rangkaian mimpi yang berusaha kita wujudkan.  Well kembali pada masa SMA. Masuk Bahasa memang pilihanku tapi sebelumnya aku gak siapin diri 100%. Hasilnya sering BT saat dikelas (cuma diawal pengajaran ko.hehe). Suasananya ruamee kaya' pasar. Penampilan siswa-siswinya sangat beragam. Ada yang dari wajahnya aja sudah keliatan kalau dia doyan  nyontek. Ada juga yang selalu sibuk dengan bedak dan teman-temannya (tisu,cermin, lipgloss dll). Aku berusaha kontrol diri sebelum aku ikutan "aneh" kaya mereka. Semua perilaku mereka aku analisis (gayanyaaaa :D). Mungkin analisis dan aksi yang dilakukan tepat, belum lagi bantuan dari ke3 teman yang lain (baca yang part1 y..hehe), sehingga gak butuh waktu lama mereka sudah "jinak". Prestasi demi prestasi dirangkai oleh kelas kami. Persaudaraan terjalin baik didalam atau diluar kelas. Satu kata, Alhamdulillah. Allah selalu membantu mereka yang mau berubah.
Aku masih ingat betul. Ada satu teman bahasa yang sangat berkesan. Kenapa? Karena mengajaknya untuk menjadi anak sekaligus siswa yang lurus sangat susah. Suatu hari orangtuanya dipanggil kesekolah. Kena skors sering banget, bahkan diancam DO. Jujur, aku ngeri juga sama dia. Sudah tinggi, hemmm gimana ya. Pokoknya aku agak serem sama dia. Jadi mau nasehatin juga bimbang (kaya' diri sendiri sudah bener aja?Ngak juga. Sudah aku bilang aku tertarik dengan yang marginal). Aku lihat dia jarang sekali shalat, bahkan shalat jum'at. Malamnya aku berdo'a, bertekad untuk berbicara dengannya besok (karena besok jum'at). Setelah pembicaraan yang panjang dan lugas diapun melangkahkan kaki kemasjid. Sampai selesai jum'atan aku belum juga dapat angkot. Pas banget khan? Begitu lihat dia aku kembali masuk sekolah. Terpilihlah ruang OSIS sebagai tempat persembunyianku.hehe, mumpung masih sepi. Ups! dia menemukanku. Apa yang terjadi disana?! SubhanAllah, aku gak pernah tau kalau dia akan melakukan itu. dia duduk didepanku dan menangis. dia bilang kata-kataku tadi persis seperti perkataan ibunya, "dan mungkin ini juga yang dimau ibu". Sejak hari itu panggilan "komodo" yang dia biasa pakai untuk memanggilku sudah tidak terdengar lagi. "Bu Haji" adalah panggilan baruku. Alhamdulillah, malah dido'ain naik haji.

Bersambung...

20 Muharram 1433H
05.20am
Kangenku pada mereka, teman-teman bahasa.

Selasa, 13 Desember 2011

Saat cita-cita itu harus (di)belok(kan) *Part 1

Bismillahirrohmanirrohiim,

Sudah lama ingin share tentang ini. Tentang gimana harus bersikap saat cita-cita yang sudah kita susun dengan indah harus (di)belok(kan). Sebelum bicara lebih jauh, aku mau kita merewind dimasa saat kita masih kecil. Saat SD banyak guru, teman, atau keluarga yang bertanya pada kita ; "kalau gede mau jadi apa?" Kebanyakan akan menjawab "jadi dokter!". sebagian menjawab "jadi guru". Bahkan adikku dulu saat ditanya oleh ibu dia menjawab ingin jadi ilmuwan, biar bisa bikin mobil besar dengan remote control. Lucu banget ya?lugu dan lugas. Tapi taukah kamu apa yang terjadi saat pertanyaan itu bergulir padaku? Yah. Aku tidak seperti anak pada umumnya. Saat ditanya aku hanya senyum dan berkata "do'akan saja". Dibenakku yang ada hanya memerdekakan mereka yang marginal. Menghidupkan hak-hak yang telah lama disembunyikan (bukan berarti aku mau jd presiden lho yaa). Waktu itu aku belum nemu profesi yang pas, jadi ya cuma bisa senyum.
Waktu berlalu begitu cepat, gak terasa sudah SMA dan parahnya aku belum nemu nama yang pas! Pemilihan jurusan sudah didepan mata, aku amati semua jurusan yang ada. Mana yaaa? Ahaaa. Aku pilih Bahasa (untuk apa?penting melajari bahasa yang cuma itu-itu aja?PENTING). "Kenapa bahasa?" tanya ibu. "Ya karena disana tempat belajar yang indah. Dimana konon siswa-siswi "nakal" dikumpulkan. Lagi-lagi ingin memperjuangkan hak mereka. Aku yakin mereka bisa dan mau berubah. Alhamdulillah aku tidak sendiri, ada juga yang mempunyai niat sama. Firoh namanya, teman sebangku yang baru aku kenal (gilaaa. selama ini kemana aja??!hehe). Anaknya pendiam, kulitnya bersih, pengetahuan agamanya cukup membuatku bangga, belum lagi hafalan serta suara merdunya saat berbicara dalam bahasa arab. Love her much lah. Ternyata kami tidak hanya berdua! Ada 2siswa yang prestasinya gak kalah gemilang disekolah yang juga milih untuk masuk bahasa. Kini satu diantara mereka menjadi pendidik dinegara sebelah. Satunya lagi jadi pendidik dinegara tercinta. Oya, kalau mba'firoh sedang mengabdi pada keluarga kecilnya diJogja. Berjuang menjadi ibu dan istri yang istiqomah.

Bersambung...

18 Muharram 1433H
02.54pm
Tetap semangat untuk teman2 bahasa dan mereka yang belum menemukan apa itu cita-cita

Ada Apa Denganmu??


Bismillahirrohmanirrohiim

Air adalah salah satu mineral yang urgent dalam kehidupan kita. Sebagian besar dari kegiatan kita selalu berhubungan dengannya. Mandi, wudlu, masak, nyuci, siram bunga, dll. Rumahku ada didaerah kapur tapi airnya alhamdulillah bening, bersih dan tidak berbau. Bahkan saat kolam terisi penuh maka akan berwarna sedikit kebiruan, mirip seperti kolam renang didaerah malang (hehe lebay ya). Family atau teman yang datang pasti akan bilang, "airnya bagus y. gak kaya' ditempatku, warnanya kuning dan kadang berbau".
Oya aku pindah kerumah ini tepatnya tahun 1998 jadii kurang lebih sudah 13tahun.  Dan selama 13tahun itu tidak ada perubahan dari air yang jerniih itu. Tapi sekarang dia jauh. Berubah 360derajat. Sudah seminggu ini dia tak lagi berwarna putih kebiruan. Berubah menjadi hijau, berbusa dan berbau menyengat (mirip cat tembok+tinner). Awalnya biasa aja tapi lama-lama kulit jadi gatal bentol merah, tak terkecuali kulit wajah. Mungkinkah karena hujan? atau ada faktor geologis yang sedang terjadi dibawah sana? Allahualam. Pasti ada hikmah dibalik kejadian air ini. Semoga besok air sudah kembali bersih.. amiiin.

17Muharram 1433H
10.30pm
Sesaat sebelum tidur. Berharap air kembali normal saat tahajud nanti ^^

Senin, 12 Desember 2011

Tempat Persembunyian

Bismillahirrohmanirrohiim

Dunia anak adalah dunia yang penuh kejutan. Dimana banyak hal yang sering mereka lakukan diluar nalar kita. Wajah polos mereka sungguh menggemaskan. Aku suka dengan dunia anak. Mempunyai ketertarikan tersendiri, heemm semacam  ada magnet gitu. Dimanapun saat bertemu mereka aku selalu mengamati, mencoba menebak apa yang ada dalam pikirannya. Kalau situasinya pas ya pasti aku sempetin untuk nyubit, gendong atau sekedar membelai rambutnya.
Kini aku punya 2keponakan. Semuanya cowok. Lucu, Umurnya beda 1,5tahunan gitu. Seneng bisa lihat pertumbuhan mereka yang nambah nilai syukurku pada hidup.
Ada satu kebiasaan mereka yang mau aku share disini. Di usia 2tahun my nephew punya kebiasaan unik,lucu. Setiap kali melihat barang yang dia suka (barang yang disuka rata-rata mempunyai bentuk yang aneh. misalnya flashdisk icecream, mouspad telur, tempat softlens,dll) dan pasti langsung disembunyikan. Waktu itu diam-diam aku mengintainya,hehe. Aku amati dari jauh kemana barang-barang itu dia bawa. SubhanAllah,, semua itu dia sembunyikan didalam mobil-mobilan yang biasa dia kemudi dirumah. Ups! tidak sampai disitu aja. Setelah merasa aman dia pindahkan barang-barang itu kedalam lipatan sofa diruang TV. Lucu khan? aneh tapi tetep ngemesin! Tapi kini kebiasaan itu sudah gak pernah aku lihat lagi. Diusia 3tahun ini dia punya kebiasaan baru. Jarang mau diganggu. Saat asyik makan jangan coba-coba ajak dia bicara atau sekedar menciumnya. Bisa-bisa dia berhenti dan pergi. Seoalah ingin mengatakan beri aku waktu untuk menikmati semuanya sendiri. Maha Besar Allah atas segala ciptaanya.

16 Muharram 1433H
10.30pm
Untuk My Nephew, I love u ^^

:) Rindu (:

Bismillahirrohmanirrohiim,

Rindu ini sudah mengebu. rindu akan bangunan yg penuh nikmat itu. penuh dengan saudara seimanku. rindu betapa kita berlari menuju panggilanNya. rindu akan harum karpet itu, dengan hawa itu. Sudah aku duga akan begitu merindunya. Sudah tak sabar ingin bertemu, memadu rindu. Rabb, sebelum aku sampai pada tempat itu sucikan lahir batin ini. Tetapkan kami dalam JalanMu.

13 Muharram 1433H
8,20pm
Sungguh aku rindu. semoga segera bisa bertemu kembali :)

Rabu, 07 Desember 2011

Untuk diri(ku)

Bismillahirrohmanirrohiim

Pahamilah bahwa anda sendiri adalah keajaiban. Dan percayalah anda bisa menjadikan keajaiban itu terjadi dengan >> BERPIKIR, BERUSAHA, BERDO'A, PERCAYA, BEKERJA dan MEMBANTU ORANG LAIN.

12 Muharram 1433H
01.30pm
Kado untuk diri. Ayoo lebih semangat lagi ^__^

Jumat, 02 Desember 2011

Call her Tasya.

Bismillahirrohmanirrohiim

Hampir 2bulan tasya sudah ada dirumahku. Bermain dengannya merupakan hiburan "indah". Membelai bulu lembutnya, menyisir bulu lebatnya, memandikannya, atau hanya sekedar melihatnya tertidur pulas dikamarku. Sebelum tasya aku punya 3kucing persia yang gemuk dengan bulu2 yang indah. Tapi sayang semua hanya tinggal cerita. Pertama kali sekitar tahun 2010 aku adopsi Kitty. Dia kucing persia medium, warnanya putih dengan dua bola mata yang berbeda satu kuning dan lainnya biru. Menurut ilmu kesehatan itu adalah salah satu indikasi bahwa salah satu telinganya tidak berfungsi. jadi semacam tuli gitu. Baru juga dirumahku 2bulan tapi Kitty sudah diincar orang. Percaya atau tidak dia dicuri.Hiiks. sumpah sedih.
Setelah Kitty, pas tanggal 01 Desember 2010 aku adopsi Mumu dan Miu. Mereka ibu anak. keduanya betina. Mumu indukan dan Miu anaknya. Lincah, Sehat, Gemuk dan nurutnya minta ampun. Tapi yang ini gak kalah tragis dari Kitty. Keduanya RIP dibulan Ramadhan kemarin. Korban tabrak lariii.. sediiih. Mereka pikir mobil silver itu aku, padahal tamu. Saat mereka menghampiri, datang motor dengan kecepatan extra. kasihan mereka. Gak tega banget lihatnya. Merasa gak bisa jaga, dikasih titipan tapi gak sungguh-sungguh. Maafkan aku Rabb.
Setelah hampir 2bulan kehilangan Mumu Miu, aku jalan-jalan dipameran pet. Nemu banyak catty lucu disana. Dari sekian banyak terpilihlah Tasyaaaaaaa..hehehe lebay. Baby cat yang lucu dan lincah abis. Waktu itu umurnya masih 2.5bulan, jadi sekarang hampir 4bulan gitulah. Alhamdulillah. Semoga aku bisa jaga tasya. Sampe dia punya anak cucu,hehe. Beneran jaga, jangan sampai mati dengan cara yang mengenaskan. amiiin.

06 Muharram 1433H
22.07
Untuk my beloved cat yg sudah RIP, tenang disana ya. maafkan aku. Untuk Tasya, cerialah selaluu ^_^